Kuningan
- Dalam meningkatan kualitas mahasiswa dan meningkatan akreditasi Program Studi,
Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Kuningan
terus melakukan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dilakukannya yaitu melakukan
kunjungan belajar. Acara kunjungan belajar yang diselenggarakan oleh Prodi PBSI
dilakukan selama satu hari ke dua tempat yang berbeda, yakni ke Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa (Pusat Bahasa) dan Pusat Dokmentasi Sastra H.B. Jassin,
Kamis (26/03).
Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa merupakan badan yang berada di bawah naungan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Lokasinya terletak di kawasan IPCS (Indonesia Peace and Security Center),
Sentul, Bogor. Sedangkan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin berada di
komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat.
Acara kunjungan belajar
yang diselenggarakan Prodi PBSI diikuti oleh peserta sebanyak 125 mahasiswa
dari tingkat I sampai tingkat IV. Kendaraan yang digunakan untuk membawa
rombongan yaitu dengan menggunakan bus pariwisata sebanyak dua bus.
Pemberangkatan dari Kuningan pada hari Rabu pukul 21.00 WIB. Sebelum berangkat
semua peserta dan dosen berkumpul di depan gedung FKIP Universitas Kuningan
untuk mendapatkan pengarahan dari Kaprodi PBSI. Dalam pengarahannya, Asep Jejen
Jaelani, M.Pd. selaku Kaprodi mengingatkan agar semua peserta mempersiapkan
berbagai pertanyaan seputar ilmu kebahasaan dan ilmu kesastraan untuk
ditanyakan kepada para pemateri di Pusat Bahasa dan PDS H.B. Jassin.
Tempat pertama yang
dikunjungi yaitu Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Acara dimulai pukul
09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Adapun agenda acara tersebut yakni
penyampaian materi dari para ahli bahasa, selanjutnya pembahasan mengenai kerja
sama antara pihak Program Studi dan Pusat Bahasa. Dalam acara tersebut tampak
hadir beberapa dosen PBSI, diantaranya; Cecep Ahyani, M.Pd,. Arip Hidayat,
M.Pd., Sun Suntini, M.Pd., dan beberapa staf Progam Studi.
Sebelum acara dimulai,
pemateri dari Pusat Bahasa mempersilahkan Kaprodi PBSI untuk memberikan
sambutan serta mengjelaskan maksud dan tujuannya berkunjung ke Pusat Bahasa.
Dalam sambutannya, Asep Jejen Jaelani, M.Pd. selaku Kaprodi menuturkan bahwa
tujuan kunjungan tersebut ingin mengetahui perkembangan ilmu kebahasaan. Selain
itu, ingin menjalin kerja sama dengan pihak Pusat Bahasa.
“Maksud dan tujuan
kedatangan kami yaitu ingin mengetahui perkembangan ilmu kebahasaan, mengingat
ilmu kebahasaan merupakan ilmu yang kami geluti di Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan. Selain itu, kami ingin
menawarkan kerja sama dengan pihak Pusat Bahasa”, tuturnya.
Materi yang disampaikan
oleh para ahli bahasa pada acara tersebut mengenai Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) dan Semantik. Semua peserta tampak antusias ketika sesi tanya jawab
dibuka. Tidak hanya peserta, beberapa dosen pun turut mengajukan pertanyaan
seputar ilmu kebahasaan. Usai acara penyampaian materi, dilanjutkan ke acara
pembahasan kerja sama antara pihak Prodi PBSI dengan pihak Pusat Bahasa. Mumun,
selaku pembantu pelaksana Pusat Bahasa menanggapi positif tawaran kerja sama
yang diajukan Prodi PBSI. Adapun bentuk kerja samanya akan dibahas lebih
intensif dengan Kepala Subbidang Bantuan Teknis Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Tempat kedua yang
dikunjungi yakni Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Acara tersebut dimulai
pukul 01.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Agenda acara di PDS H.B. Jassin yaitu
seminar sastra, dari sastrawan ternama Yapi Panda Abdiel Tambayong atau yang
kerap disapa Remy Sylado. Dalam semiarnya ia membahas tentang tekning bermain
drama, teknik menulis puisi, teknik membaca puisi, serta menjelaskan tentang makna
yang terkandung dalam puisi-puisi karyanya.
“Puisi-puisi saya yang
merupakan sketsa sosial itu menggambarkan bahwa ada beragam bangsa Indonesia. Saya
rasa puisi yang bertanggung jawab adalah bisa mencatat sketsa kejadian, situasi,
sosial-budaya, yang berlangsung pada saat puisi itu dibuat. Sebuah kata punya
nilai trasidental, sebuah kata yang mewakili sebuah nomina itu menjadi kotor
atau tidak bergantung dari pikiran kita”, paparnya.
Lebih lanjut ia juga
menjelaskan bahwa sebuah puisi harus dipikirkan, sebuah puisi harus memberikan
penghiburan dan pengharapan. Sementara puisi yang sulit, menurutnya tidak
berpaedah. Tidak hanya itu, ia juga menggambarkan tentang kondisi politik di
Indonesia.
“Di Indonesia, sekarang
kecenderungan orang berdusta itu bukan berdusta untuk diri dia sendiri saja,
tapi berdusta kepada rakyat itu semakin besar. Sudah jelas-jelas dinyatakan
terlibat korupsi, masih berani dia melawan Tuhan. Gantung saya di Monas! Dia
sudah tidak malu, dia tidak punya malu, yang dia punya cuma kemaluan”,
ungkapnya.
Usai seminar, Asep
jejen Jaelani, M.Pd. selaku Kaprodi PBSI menawarkan kerja sama kepada pihak
Pengelola PDS H.B. Jassin. Tawaran kerja sama tersebut ditanggapi serius oleh
oleh sastrawan ternama Remy Sylado, bahkan dalam waktu dekat ia berencana akan
berkunjung ke Universitas Kuningan sebagai bentuk keseriusannya dalam menjalin
hubungan kerja sama yang telah disepakati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar